Kamis, 18 April 2019

Desain (Selera Pasar): Era Dimana Fungsi & Kenyamanan Harus Berkompromi

Sebagai penyuka roda dua, Albanjaree sudah cukup lama memperhatikan desain-desain motor; dari motor-motor jadul tahun 80an sampai motor-motor futuristik zaman sekarang. Secara garis besar, motor-motor tahun lama memiliki  desain yang lebih simple, tidak berbelit-belit namun lebih menjurus pada fungsi; dan untuk segi kenyamanan, lebih bersahabat dan diprioritaskan menurut hemat Albanjaree.


Jok Honda GL100 th. 80an
Sebagai contoh, Albanjaree masih ingat betapa motor-motor dulu didesain dengan jok yang tebal dan empuk, ditambah dengan profil jok yang membuatnya tidak licin saat diduduki. Sangat bertolak belakang dengan jok-jok motor zaman sekarang, keras, tipis, licin, nungging, you name it lah… Demikian juga dengan spatbor motor dulu yang lebih fungsional dan berfungsi baik menahan cipratan air saat hujan.


Motor-motor sekarang memiliki desain yang mau tak mau harus mengikuti selera pasar dan di tengah kompetitifnya pasar, pabrikan harus kreatif menciptakan desain yang disukai konsumen. Sayangnya, demi mengikuti selera pasar, Albanjaree sering melihat bagaimana kenyamanan dan fungsi harus dikorbankan demi desain. Ini sepertinya sedikit memaksakan - tapi apa daya? Konsumen sekarang sepertinya tidak terlalu pusing dengan kenyamanan dan fungsi, “yang penting keren”, mungkin itu slogannya.

Behel belakang sebagai pegangan yang raib entah kemana...
Bagi konsumen seperti Albanjaree yang sudah tidak muda lagi (tapi belum tua lho ya…) kenyamanan dan fungsi tetap menjadi prioritas jika disandingkan dengan desain. Apa karena selera desain Albanjaree yang kurang militan dan faktor usia yang sudah tidak relevan dengan kekinian? Yang jelas Albanjaree akan berpikir banyak sekali untuk meminang motor sport ataupun bebek sport zaman sekarang yang memiliki postur nungging dengan jok seupil dan pembonceng terlihat seperti berada di atas tanduk… belum lagi fender belakang atau spatbor yang seperti hiasan mungil dan tidak berfungsi maksimal menahan cipratan air atau kotoran saat becek karena hujan… 

Hanya ilustrasi, bukan untuk dicontoh :D
Albanjaree sering melihat pembonceng yang karena posisi duduknya terlalu tinggi dibanding rider di depannya, kelihatan seperti tidak nyaman dan was-was, mungkin takut kepalanya kepentok… 😊 Buruknya lagi, handle/behel belakang yang biasa menjadi pegangan untuk kenyamanan dan keamanan pembonceng, seringkali “disembunyikan” di balik “desain” dan sulit dijangkau. Begitu juga dengan kasus spatbor belakang yang cuma hiasan, Albanjaree sering melihat rider yang kerepotan saat hujan karena kotoran nyiprat ke punggung dan akhirnya harus pasang semacam spatbor tambahan seperti plastik atau semacamnya, bukankah itu konyol dan justru merusak penampilan motor? Sepertinya, jika menyangkut pilihan desain, kenyamanan dan keamanan akhirnya harus berkompromi di zaman milenial ini.

Terakhir kali Albanjaree sempat menyaksikan bagaimana motor sport baru yang mengadopsi desain behel belakang model klasik yang nonjol keluar menjadi bahan bully-an oleh warganet. Weleh-weleh, kejam nian selera pasar ya… 😄

Satu pertanyaan dari Albanjaree: Akankah desain, fungsi dan kenyamanan dapat menyatu kembali di desain motor produksi massal di masa datang? Wallahu a’lamu… namun Albanjaree berharap seperti itu. Siklus setiap 20 tahun sekali mungkin akan kembali membawa era ini, dan kehadiran motor-motor baru model retro menjadi pertanda baik…

Sampai di sini, pandangan subyektif Albanjaree ini mungkin belum membahas topik secara menyeluruh, silakan komen jika ingin menambahkan atau punya pandangan lain. It’s nice to share

Salam satu aspal… 😎


Tidak ada komentar: